IMBCNEWS – Jakarta – Langit akan berubah warna menjadi merah jingga, menampilkan fenomena langka ketika terjadi gerhana bulan total pada 13 dan 14 Maret 2025.
Peristiwa ini, seperti dilaporkan ABC, BBC dan Aljazeera dari San Antonio, disebut Blood Moon yang akan muncul di sebagian besar wilayah di belahan bumi barat, termasuk Amerika Utara dan Selatan, serta wilayah lain di zona waktu malam saat fenomena ini berlangsung.
Fenomena yang terjadi pada malam hingga dini hari ini dapat dilihat tanpa perlu peralatan khusus. Gerhana bulan total terjadi saat bumi berada tepat di antara matahari dan bulan, sehingga menghalangi cahaya matahari dan membuat bayangan bumi menutupi permukaan bulan.
Ada tiga jenis utama gerhana bulan, sebagaimana diberitakan ABC News, Kamis (13/3) yakni gerhana bulan total, di mana bulan sepenuhnya berada dalam bayangan bumi dan tampak kemerahan.
Gerhana bulan sebagian, yakni hanya sebagian bulan yang tertutupi bayangan bumi yang akan bertambah dan berkurang, tetapi tidak sampai menutupi seluruh permukaan bulan.
Gerhana bulan penumbra, yaitu fenomena yang lebih halus, di mana bulan hanya melewati bayangan luar bumi (penumbra), sehingga tampak sedikit lebih redup dari biasanya.
Bulan berwarna merah saat gerhana karena sepenuhnya berada dalam bayangan bumi, yang memblokir cahaya matahari secara langsung.
Namun, sebagian cahaya matahari masih mencapai bulan setelah melewati atmosfer bumi yang menyaring cahaya biru dan hanya membiarkan cahaya merah-oranye yang tersebar untuk mencapai permukaan bulan, sehingga memberikan efek warna merah jingga yang khas selama fase totalitas.
“Cahaya masuk, mengenai prisma, dan keluar di sisi lain dalam bentuk pelangi,” ujar Dr Angela Speck, profesor astrofisika dari University of Texas dan hal yang sama terjadi dengan cahaya matahari saat melewati atmosfer bumi.
Cahaya yang melewati atmosfer dibiaskan, dan cahaya merahlah yang akhirnya mencapai bulan, membuatnya tampak merah,” imbuhnya.
Cara lain untuk memahami Blood Moon, kata Speck, adalah membayangkan cahaya dari semua matahari terbit dan matahari terbenam di seluruh dunia yang dipantulkan ke permukaan bulan.
Gerhana Bulan Total
Menurut NASA, gerhana bulan total ini akan berlangsung Kamis (13/3), malam hingga Jumat (14/3) dini hari di wilayah yang mengalami malam hari, termasuk Amerika Serikat.
Fase totalitas, di mana bulan sepenuhnya tertutup
bayangan bumi, akan berlangsung sekitar 65 menit. Secara keseluruhan, gerhana ini akan berlangsung dari 03:57 GMT hingga 09:59 GMT.
Gerhana bulan total bukanlah fenomena yang sangat langka, tetapi juga tidak sering terjadi. Biasanya, hanya ada beberapa kali gerhana dalam satu dekade.
Penampakan gerhana matahari total di Amerika Utara, disaksikan puluhan juta orang terakhir terjadi pada 8 November 2022.
Setelah gerhana 13-14 Maret 2025, gerhana bulan total berikutnya akan terjadi pada 7-8 September 2025, yang akan terlihat di Asia, Afrika, Australia, dan sebagian Eropa. selanjutnya, fenomena ini bisa dilihat dari sebagian wilayah AS pada Maret 2026.
Pada 2028, gerhana bulan akan terlihat di bagian timur AS. Sementara gerhana bulan total yang bisa diamati di seluruh AS baru akan terjadi lagi pada Oktober 2032.
Gerhana bulan adalah salah satu fenomena langit yang paling mudah diamati, karena tidak memerlukan teleskop atau alat khusus, cukup keluar rumah dan melihat ke langit, maka gerhana bulan total akan terlihat.
Namun, menggunakan teropong atau teleskop kecil bisa membuat pengalaman lebih menarik, karena bisa melihat lebih banyak detail permukaan bulan.
Badan Aeronatik dan Antariksa AS (NASA) juga menyarankan untuk mencari lokasi yang gelap, jauh dari polusi cahaya kota, agar warna merah pada bulan lebih terlihat jelas. (imbcnews/sumber diolah: ABC/BBC/Aljazeera)