IMBC NEWS, Jakarta | Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar seminar internasional sekaligus penggalangan dana untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia Hebron (RSIH) Tepi Barat Palestina.
Sekjen MUI, Buya Amirsyah Tambunan, menyebutkan bahwa hari solidaritas internasional untuk masyarakat Palestina ini perlu diisi dengan sikap saling membantu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dia juga berharap agar umat Islam menjadikan Islam Wasathiyah sebagai landasan perjuangan bersama.
“Keadilan bagaimanapun bentuknya perlu kita perjuangkan tak terkecuali untuk bangsa Palestina, wasathiyatul Islam sebagai hal asasi dalam Al Quran patut menjadi dasar aktivitas kita, ” ujar Buya Amir saat membuka kegiatan tersebut di Wisma Mandiri, Jakarta baru-baru ini.
Selain seminar dan penggalangan dana, kegiatan tersebut juga berisi peluncuran buku karya Komisi HLNKI MUI berjudul “Diplomasi Wasathiyatul Islam MUI”. Buya Amir berpesan agar perlunya mendorong solidaritas untuk membangun rumah sakit Indonesia di Hebron, Palestina.
“MUI mengajak kita semua bersinergi untuk RSIH serta berkolaborasi dalam bentuk partisipasi nyata pembangunan RSIH Hebron, ” ungkap Amir.
Dia menambahkan, RSIH sebagai salah satu wujud diplomasi nyata diplomasi, membutuhkan biaya Rp 87 milyar, namun saat ini baru terkumpul Rp 27 milyar.
Ketua Panitia kegiatan ini, Amirah Nahrawi, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan tersebut. Ia menambahkan, solidaritas pada Palestina harus berbentuk nyata. Salah satunya dengan mendukung pendirian Rumah Sakit Indonesia di Hebron, Palestina.
Senior Vice President for Islamic Ecosystems Solution Bank Syariah Indonesia, Muhammad Syukron Habibi, menyambut baik seminar tersebut. Dia juga mendukung penuh inisiatif untuk Palestina.
“Isu Palestina adalah isu multidimensi, kompleks, dan kita semua dapat mendukung perjuangan bangsa palestina sesuai dengan konstitusi kita, ” ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh seratusan peserta secara hybrid. Peserta berasal dari internal MUI, utusan ormas Islam, cendekiawan, intelektual, aktivis, dan juga lembaga kemanusiaan. (Kadar)