IMBCNews – Jakarta – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan, tidak akan mempertimbangkan permintaan politisi Perancis untuk mengembalikan Patung Liberty ke negara asalnya.
Pernyataan ini disampaikan setelah kritik dari seorang pejabat Perancis yang menuduh AS tidak lagi mencerminkan nilai-nilai yang mendasari pemberian patung tersebut.
“Tentu saja tidak (dikembalikan). Saran saya untuk politisi Perancis tingkat rendah yang tidak disebutkan namanya itu adalah mengingat jasa AS untuk Perancis.
Tampa AS, ujar Trump, orang Perancis mungkin berbicara dalam Bahasa Jerman saat ini,” ujar Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, dikutip dari Politico, Senin (17/3).
Pengembalian Patung Liberty pertama kali disuarakan oleh anggota Parlemen Eropa asal Perancis, Raphael Glucksman dalam sebuah konvensi partai.
Ia menilai, AS di bawah kepemimpinan Trump tidak lagi mencerminkan semangat kebebasan yang diwakili oleh Patung Liberty yang diberikan Perancis pada 1880-an sebagai simbol penghapusan perbudakan.
“Kita akan mengatakan kepada orang-orang AS yang memilih berpihak pada para tiran, kepada orang-orang AS yang memecat para peneliti hanya karena mereka menuntut kebebasan ilmiah, kembalikan Patung Liberty kepada kami,'” ujar Glucksmann.
Pecat ilmuwan
Sementara itu pemerintahan Trump telah melakukan pemangkasan anggaran yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja ribuan ilmuwan dan pakar kesehatan masyarakat.
Selain itu, pemotongan dana hibah penelitian di berbagai institusi dinilai para ahli dapat merugikan perkembangan ilmu pengetahuan di AS.
Glucksmann menambahkan, jika AS tidak berniat mengembalikan posisi dan pendanaan penelitian tersebut, Prancis siap menerima para ilmuwan dan sektor riset yang kini terancam di AS.
Meskipun Glucksmann menyuarakan pengembalian Patung Liberty, Perancis secara hukum tidak memiliki hak untuk mengambil kembali monumen tersebut karena telah menjadi properti resmi Pemerintah AS.
Langkah semacam ini juga berpotensi memperburuk hubungan diplomatik antara Washington dan Paris, di tengah upaya Presiden Perancis Emmanuel Macron mencari solusi damai untuk perang Rusia dan Ukraina.
“Kami memberikannya sebagai hadiah, tetapi tampaknya
kalian tidak menghargainya. Jadi, lebih baik patung itu kembali ke sini,” katanya di hadapan para pendukungnya yang bersorak.
Patung Liberty adalah hadiah dari rakyat Perancis kepada AS yang dirancang oleh seniman Perancis, Auguste Bartholdi yang kemudian ditempatkan di pelabuhan Kota New York pada 28 Oktober 1886 untuk memperingati 100 tahun Deklarasi Kemerdekaan Amerika.
Prancis juga memiliki replika Patung Liberty berukuran jauh lebih kecil yang terletak di sebuah pulau kecil di Sungai Seine.
Glucksmann, yang dikenal sebagai pendukung kuat Ukraina, telah mengkritik keras perubahan kebijakan Presiden AS Donald Trump terhadap perang di negara tersebut.
Ia juga menyoroti pemotongan anggaran penelitian di AS yang dilakukan Trump. Karenanya, pria berusia 45 tahun ini mendorong Prancis menarik para ilmuwan AS.
“Hal kedua yang ingin kami sampaikan kepada AS adalah jika kalian ingin memecat para peneliti terbaik kalian, menyingkirkan semua orang yang telah menjadikan AS sebagai kekuatan dunia lewat inovasi dan penelitian, maka kami akan menyambut mereka,” kata Glucksmann.
America First
Tekad Presiden Donald Trump untuk menomorsatukan kepentingan Amerika Serikat atau “American First” agaknya benar-benar dilakukannya, walau terkadang membuat tidak nyaman sekutu sekutunya.
Dengan negara-negara Uni Eropa (UE) misalnya, Trump tidak rela anggaran pertahanan AS dikuras untuk melidungi mereka dan menuntut agar negara-negara kaya di kawasan itu seperti Jerman, Ingeris dan Prancis untuk memberikan kontribus lebih besar lagi.
Berbeda dengan presiden sebelumnya, Joe Biden mengucurkan dana besar-besaran untuk membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia, Trump malah dianggap orang cenderung membela Rusia.
Trump terkesan menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenkyy untuk menyepakati gencatan senjata dengan Rusia, seingga Zelenskyy pun menuduh, gencatan senjata gagasan Trump hanya untuk menyenangkan Putin.
AS pun membekukan bantuan militer pada Ukraina setelah terjadi ketegangan saat Preside Ukraina tersebut bertemu dengan Trup di Gedung Putih, 28 eb. Lalu.
Namun secara tak terduga, Trump juga mengancam Rusia yang agaknya memanfaatkan melemahnya Ukraina tanpa pasokan amunisi dan persenjataan dari AS dengan melancarkan serangan dengan ratusan drone dan rudal untuk menerima gencatan senjata.
“Sekarang, atau tidak sama sekali, “ serunya.
Agaknya, sosok seperti Trump memang diperlukan untuk membuat dunia selalu ramai. “Nggak ada ente, gak rame ” (imbcnews/Theo/sumber diolah: koran digital Politico)