Ciputat-IMBCNews – Massive Open Online Course (MOOC) Pintar merupakan bukti keberhasilan transformasi digital sebagai salah satu program prioritas Kementerian Agama. Dalam kurun waktu dua tahun keberadaan MOOC Pintar telah terjadi perubahan yang signifikan.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi capaian MOOC Pintar, karena melalui platform tersebut mampu mempercepat pengembangan kompetensi sumber daya manusia di lingkungan Kementerian Agama yang berjumlah lebih dari 3 juta orang.
“Platform MOOC Pintar adalah bukti keberhasilan program transformasi digital di Kementerian Agama. Terlihat dari terbentuknya ekosistem layanan berbasis teknologi yang murah, terjangkau, efisien, dan melayani,” ungkap Menag melalui video yang ditayangkan saat selebrasi 2nd Anniversary MOOC Pintar di Kampus Pusdiklat Ciputat, Kamis (11/7/2024).
Menag Yaqut membandingkan kondisi dulu dan kini. Jika waktu lampau peserta harus menunggu puluhan tahun untuk mengikuti pelatihan, kini ASN dan masyarakat yang ingin mengembangkan kompetensi bisa ikut pelatihan kapan pun mau dan di mana pun berada. “Semoga MOOC Pintar dapat selalu menebar manfaat bagi umat,” katanya.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno mengutarakan rasa bangga atas kehadiran MOOC Pintar. Platform tersebut terbukti bisa memenuhi tugas organisasi, terutama di lingkungan Kemenag.
“MOOC Pintar menjadi media bagi Kementerian Agama untuk melayani masyarakat, para ASN, guru, penyuluh, penghulu, dan lainnya dalam mengembangkan kompetensi,” ujar Suyitno dalam video ucapan selamat untuk MOOC Pintar pada kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid, baik onsite maupun online melalui saluran Youtube Pusdiklat Teknis.
Menurut Suyitno, sebelum ada MOOC Pintar, Kemenag hanya bisa melayani pelatihan untuk puluhan ribu peserta dalam satu tahun. Namun, setelah ada MOOC PIntar, Kemenag bisa melayani hampir 2 juta peserta dalam satu tahun.
“Mooc Pintar menjadi solusi untuk siapa saja yang ingin menuntut ilmu dengan waktu yang fleksibel. Karena belajarnya bisa kapan saja dan di mana saja,” tandasnya.
Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kemenag (Sesban) Arskal Salim GP mengutip George Couros menyampaikan, teknologi tidak bisa menggantikan peran guru; tetapi teknologi di tangan guru yang hebat akan menjadi transformasional. “Hari ini kita sudah melihat transformasi itu muncul, mengubah dunia,” ujarnya.
Arskal mengatakan bahwa sebelum pandemi, pelatihan dilaksanakan secara klasikal. Dengan metode konvensional tersebut, ada keterbatasan jumlah peserta pelatihan setiap tahunnya. “Dulu peserta pelatihan yang bisa mengikuti diklat sangat terbatas. Terjadi antrean yang cukup lama bagi ASN maupun Non ASN Kemenag yang hendak meningkatkan kompetensinya,” katanya.
Tapi sekarang lanjut Arskal, dengan adanya MOOC Pintar jumlah peserta pelatihan meningkat dengan signifikan. Berdasarkan data, tercatat 1,3 juta peserta dalam kurun waktu dua tahun.
“Manfaat MOOC Pintar juga terlihat dari efesiensi anggaran pelatihan sebesar 7,4 triliun rupiah. Ini pencapaian yang luar biasa,” ungkapnya.
Menutup sambutan, Arskal mengungkapkan perjalanan MOOC Pintar masih panjang, sesuai dengan cita-cita untuk melakukan transformasi bagi penguatan SDM Kemenag.
“Tujuan akhirnya adalah ASN Kemenag dan masyarakat dapat belajar kapan saja dan di mana saja sepanjang ada jangkauan signal,” ujarnya.
Sementara Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Mastuki mengatakan, setiap orang dengan berbagai jabatan dan jenjang sedang menjalankan digital leadership atau kepemimpinan digital. Hal tersebut dipantik melalui salah satu program prioritas Kementerian Agama yaitu transformasi digital.
“Dengan adanya program prioritas tersebut, seluruh insan Kementerian Agama harus berada pada resonansi yang sama. Menjadikan transformasi digital sebagai budaya kerja bersama,” ujarnya saat memberikan sambutan pada selebrasi 2nd Anniversary MOOC Pintar di Ciputat.
Menurut Mastuki, digital mindset perlu dibangun, dilakukan, dan disosialisasikan secara masif sekaligus diinstitusionalisasi. Sebab jika tidak dilembagakan, maka digital mindset hanya sebatas angan-angan.
“Pelembagaan digitalisasi dimulai sejak peluncuran Digital Learning Center oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tahun 2023. Momen ini menandakan Pusdiklat Tenaga Teknis menjadi lembaga yang berkomitmen untuk terus belajar membangun pembelajaran digital,” katanya.
MOOC Pintar yang dikembangkan sejak 2022 berhasil mencetak 30.168 peserta di tahun pertamanya. Jumlah tersebut mengalami fluktuasi dengan jangkauan hingga 1.332.907 peserta sepanjang tahun 2022-2024.
“Selain jumlah peserta yang banyak, MOOC Pintar juga terbukti mampu mengefisienkan anggaran pelatihan sebesar 7,4 triliun rupiah. Jika dikonversi dengan jumlah peserta pelatihan tatap muka, ini setara dengan 33.622 kelas,” urai Mastuki.
“Kini MOOC Pintar telah memiliki 41 jenis pelatihan, yang terdiri dari 30 jenis pelatihan pendidikan dan 11 pelatihan keagamaan,” imbuhnya.
Ke depan, lanjut Mastuki, pengembangan kompetensi di MOOC Pintar akan diperluas melalui fitur baru yang hadir secara kolaboratif. Jenis layanan tidak hanya pelatihan, tapi juga pengembangan kompetensi lainnya yang berbentuk klinik pengetahuan dan knowledge sharing.
“Inovasi kelembagaan perlu kolaborasi dari berbagai pihak, sebab saat ini bukan lagi zamannya ego sektoral. Selain digital leadership, perlu juga membangun collaborative leadership untuk kemajuan lembaga,” pungkasnya.
Hadir pada kesempatan tersebut, Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kemenag Arskal Salim GP, Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Arfi Hatim, Kepala Bagian Tata Usaha Pusdiklat Tenaga Teknis Muhtadin, tim MOOC Pintar, serta pejabat fungsional di lingkungan Balitbang Diklat. (**)