IMBCNEWS Jakarta | Salah satu produsen mobil asal Jepang Toyota pada Senin (29/1) mengumumkan akan menghentikan sementara distribusi sepuluh model kendaraannya setelah ditemukan kejanggalan pada uji sertifikasi mesin di salah satu perusahaan afiliasinya, Toyota Industries. Untuk sementara distribusi kita hentikan guna menjamin keselamatan penumpang lebih optimal.
Menurut Toyota Motor, sang perusahaan induk, Toyota Industries tidak melakukan uji horsepower output (performa daya kuda) untuk sertifikasi tiga model mesin diesel dengan benar.
Toyota Motor menyebutkan model-model yang menggunakan mesin bermasalah itu termasuk Land Cruiser 300, HiAce, Fortuner, Innova, dan Lexus LX500D. Penangguhan pengiriman model-model kendaraan tersebut akan berdampak pada sekitar 36.500 kendaraan Toyota yang diproduksi setiap bulannya.
Dalam pernyataan terpisah, Toyota Industries mengatakan, para pegawainya mengubah jumlah injeksi bahan bakar agar datanya “terlihat lebih baik”.
“Ada masalah komunikasi dan koordinasi yang kurang baik dengan Toyota Motor mengenai proses dan prosedur pengujian yang seharusnya dipatuhi,” ujar Presiden Toyota Industries Koichi Ito, dalam sebuah konferensi pers.
Toyota Motor menyatakan, mereka telah memastikan kembali mesin dan kendaraan yang terdampak itu telah memenuhi standar kinerja mesin, sehingga bisa tetap digunakan.
Menanggapi isu tersebut, Kementerian Transportasi Jepang akan melakukan investigasi langsung pada Selasa (30/1) ke pabrik Toyota Industries di Hekinan, Prefektur Aichi, di mana perusahaan tersebut memproduksi mesin-mesin industri dan otomotif.
Toyota Motor memegang hampir 25% saham Toyota Industries, sedangkan Toyota Industries sendiri memiliki sekitar 8% saham Toyota. Saham Toyota Industries merosot tajam tak lama setelah berita itu beredar, dan berakhir di angka 4% pada penutupan pasar. Sementara itu, saham Toyota Motor ditutup 3,1% lebih tinggi.
Sebelumnya, Daihatsu, anak perusahaan Toyota yang memproduksi kendaraan kecil yang populer di Jepang, harus menangguhkan semua pengiriman kendaraannya pada Desember lalu setelah mengumumkan bahwa mereka tidak melakukan uji keselamatan kendaraan dengan benar selama beberapa dekade terakhir.
imbcnews/voa/diolah/