IMBCNews, Kota Bekasi | Sekitar 120 santriwan-santriwati Taman Pendidikan Qur-an (TPQ) Azharul Alia membacakan Juz Amma secara beramai-ramai sebagai bagian utama dari kegiatan khataman Alqur-an. Kegiatan ini dirangkai dengan acara syukuran sekaligus menyongsong bulan Ramadhan 1445, berlangsung di Masjid Jami’ Azharul Alia, Kelurahan Harapanjaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi pada Ahad 25 Pebruari 2024.
Ketua Yayasan Azharul Alia Al-Ustadz Ubaidillah Zein mengungkap, kegiatan Khataman Alqur-an semacam ini telah menjadi acara rutin tahunan. “Untuk sekarang sudah yang ke-18 kali. Berarti sudah 18 tahun rutin diselenggaran di Masjid Jami’ Azharul Alia, dan dilaksanakannya setiap menjelang bulan suci Ramadhan seperti sekarang ini,” katanya, melalui voice note bidang dokumentasi dan kehumasan Masjid Jami’ Azharul Alia yang diterima IMBCNews, Ahad.
Ubaidillah mengemukakan, pada awalnya TPQ Azharul Alia belum berbentuk TPQ, tapi belajarnya masih ngampar di masjid. “Waktu itu dimulai dari dua-tiga anak remaja yang mengaji di masjid. Namun beberapa warga sekitar mengusulkan supaya anak-anak kecil juga diajari membaca Alqur-an, praktik shalat dan ibadah lainnya,” sebut Ubaidillah.
Merespons usulan warga yang mempunyai anak balita, akhirnya dirapatkan pengurus masjid serta tokoh masyarakat setempat. Usulan tersebut dipandang sebagai usulan yang tidak boleh ditolak. “Oleh karena itu kami pun memulai mencari tambahan guru, alhamdulillah tenaga pengajarnya dari warga sekitaran masjid. Bahkan jamaah Masjid Jami’ Azharul Alia,” ungkap Ubaidillah.
Lebih jauh dijelaskannya, dalam tujuh tahun terakhir ini TPQ/TPA Azharul Alia membina santriwan-santriwati sekitar 800 anak; Pola pembelajaran model klasikal dan sudah mempunyai bangunan sendiri yang dilengkapi fasilitas kelas. Sedangkan proses pembelajaran dan pembinaan santrinya dipimpin Ustadz Drs Khairul Anam.
Menurut Khairul Anam, waktu pembelajan dilaksanakan mulai pukul 16:00 sampai usai shalat isya berjamaah. Selain santri diajarkan membaca Alqur-an, menulis aksara Arab namun juga santri memperoleh bimbingan hafalan pada surat-surat yang ada di juz ke-30 atau Juz Amma.
“Untuk memotivasi belajar santri, kami juga melakukan pola perlombaan hafalan Juz Amma, lomba adzan untuk santriwan, lomba tertib wudhu, juga lomba penegakan shalat dengan menzhaharkan bacaan shalatnya. Ada 10 lebih guru yang berpartisipasi membina santri, yang semuanya warga di sini dan jama’ah tetap Masjid Jami’ Azharul Alia,” terang Khairul.
Lebih lanjut ia katakan, TPQ Azharul Alia berpotensi berkembang, karena santri-santri yang sekarang merupakan anak-anak dari santri yang sejak 18 yang lalu. “Santri kita ini umumnya berasal dari RT 01 sampai 05 RW 025 Harapanjaya. Jadi orang tua mereka banyak juga yang dulu belajar mengajinya bahkan aktif berkegiatan sosial religious di Masjid Jami’ Azharul Alia ini. Maka itu untuk perkembangan ke depan TPQ Azharul Alia cenderung positif karena memperoleh dukungan dari warga yang merasa memiliki lembaga keagamaan yang kita kelola ini,” jelas Khairul.
Ditanya yang arahnya mengenai pola pengajaran berkait perkembangan teknologi informasi atau Information Technology (IT), Khairul yang alumnus atau sarjana Perguruan Tinggi Ilmu Alqur-an (PTIQ) itu mengaku, untuk TPQ/TPA Azharul Alia memang belum memiliki grand design berkaitan pola pengajaran ke depan. Menurutnya, sistem pembelajaran baca Alqur-an belum mungkin dengan mengandalkan IT.
“Kita memang sulit menampik kemajuan teknologi termasuk IT yang berkembang ke dunia maya. Namun harus kita ingat-ingat, dalam pengajaran bukan sekadar untuk menjadikan seseorang mampu membaca Alqur-an saja. Sekali pun santri masih anak-anak namun kita sadari membaca Alqur-an itu berbeda sekali dengan membaca selainnya, termasuk ketika kita mendinamisasi metode pengajaran mau pun materi ajarnya. Karena itu, kita tidak buru-burulah mengubah pola pembelajaran yang sekarang berjalan,” tutupnya.
Sementara Ketua RW 025 Kelurahan Harapanjaya Bambang Imam Santoso menilai, TPQ Azharul Alia sudah memiliki modal dasar di RW 025 dan sekitarnya. “Dengan modal dasar yang telah dimiliki, TPQ Azharul Alia selama ini turut andil membantu lingkungan RW 025 dan lingkungan sekitar Kelurahan Harapanjaya di bidang pembangunan sosial keagamaan,” katanya.
Apa lagi, sebut Bambang, banyak orang tua santri yang dulunya juga santri di Azharul Alia. Sehingga, dinamika pembangunan bidang sosial religiuos melalui syiar Masjid Jami’ Azharul Alia punya potensi makin kuat yang kian waktu pengaruh sosial keagamaannya meluas ke wilayah lain. “Kita bersyukur sekali, jika pengaruhnya kemudian hari mampu membentuk kesholihan yang bukan hanya untuk pribadi namun juga terbentuknya kesholihan sosial,” pungkas dan harapnya. (asy: voicenote-han/dokhum-mjaa)