IMBCNEWS Jakarta | – Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akhirnya buka suara terkait rahasia di balik kesuksesan Pertamina bisa mencetak laba melampaui US$ 3,2 miliar pada 2022 lalu. Keuntungan itu didapat dari penghenatan operasional dan pengeluaran lain yang terlalu boros.
Ahok di lansir CNBC ind di jakarta Rabu mengatakan, capaian laba Pertamina pada 2022 bukan semata gegara penjualan minyak dan gas bumi atau pun kenaikan harga minyak, melainkan karena perseroan berhasil melakukan penghematan.
“Kita sudah dapatkan US$ 3,2 miliar (laba). Orang bilang Pertamina untung sekarang gara-gara jual minyak, nggak. Kita untung gara-gara penghematan,” jelasnya dalam kanal Youtube Kaesang Pangarep by GK Hebat, dikutip Rabu (11/10/2023).
Ahok menyebutkan bahwa saat dirinya ditunjuk sebagai Komisaris Utama Pertamina, dia diamanahkan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk melaksanakan setidaknya tiga tugas, yakni memperbaiki defisit neraca perdagangan atau menekan impor, tidak memberatkan APBN, dan menjaga tingkat inflasi.
“Nah ide-ide ini yang ditugaskan Presiden untuk dikerjakan,” tambahnya.
Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) kembali mengumumkan kinerja perusahaan pada tahun 2022. Tercatat, laba bersih Pertamina melesat hingga US$ 3,81 miliar atau Rp 56,6 triliun pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021 yang sebesar US$ 2,05 miliar atau mencapai Rp 29,3 triliun.
Tak hanya laba, pendapatan Pertamina tahun 2022 juga meningkat menjadi US$ 84,89 miliar atau naik 48% dari tahun 2021 yang mencapai US$ 57,5 miliar.
Adapun juga Ebitda Pertamina tahun 2022 ini mengalami lonjakan 47% menjadi US$ 13,59 miliar dari tahun 2021 yang mencapai US$ 9,26 miliar.
“Tahun 2022 bisa kita tutup dengan sejarah tertinggi, Pertamina membukukan keuntungan US$ 3,81 miliar,” ungkap Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati dalam Konferensi Pers, Selasa (6/6/2023).
“Capaian ini bukan capaian windfall semata dan sebagainya, ada yang menyatakan ini karena ICP, kurs, ayo kita lihat data. Ini kinerja terbaik dari tahun ke tahun kalau dikatakan kurs tinggi kita pernah alami kurs tinggi beberapa tahun, ICP pernah di atas US$ 100 per barel tapi capaian gak demikian,” terang Nicke.
Dia menjabarkan, kontribusi terbesar dari capaian kinerja Pertamina sebenarnya dari pengeluaran. Di mana, Pertamina berhasil melakukan perampingan cost.
Nicke menyebutkan bahwa pada tahun 2012 – 2014 cost dari biaya di tahun tersebut mencapai 93% – 94%. Namun, pada tahun 2022 cost semakin ramping hingga mencapai 89%.
“Itu artinya ada penghematan dan kalau bicara 4-5% dari US$ 84 miliar itu bukan angka kecil dan gak bisa satu dua program, ini program cost optimal. Di mana, ada 267 program yang kita garap selama tahun 2022 untuk melakukan cost efficiency. Dan revenue tahun 2022 tahun terbaik dan kita berharap ini akan terus tumbuh berkelanjutan,” tandas Nicke.
imbcnes/cnbcind/diolah/