IMBC News – China menyerukan Amerika Serikat (AS), Jepang dan juga Filipina berhenti mencampuri urusan dalam negeri China dan merusak perdamaian dan stabilitas regional, kata juru bicara Kedutaan Besar China di Filipina pada hari Jumat 12 April 2024.
Pernyataan ini disampaikan menanggapi pertemuan puncak trilateral pertama ketiga negara tersebut.
Juru bicara tersebut menuding ketiga negara itu membentuk kelompok-kelompok eksklusif seperti di era Perang Dingin.
“Mereka mengobarkan konfrontasi atas nama kerja sama. Pertemuan puncak mereka memang merupakan sebuah platform untuk melancarkan serangan tak berdasar terhadap China mengenai isu-isu Taiwan dan maritim, secara terang-terangan mencampuri urusan dalam negeri China dan merusak keamanan dan kepentingan strategis China,” kata juru bicara tersebut dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Kantor berita resmi pemerintah China, Xinhua.
“Pihak China menyatakan ketidakpuasan yang kuat dan penolakan tegas terhadap hal ini,” kata juru bicara tersebut.
Persoalan Taiwan adalah murni urusan dalam negeri China dan merupakan inti dari kepentingan utama China, kata juru bicara tersebut, seraya mencatat bahwa prinsip satu China adalah landasan politik yang mendasari China membangun dan mengembangkan hubungan diplomatik dengan Filipina, sebuah norma yang diakui secara universal di Filipina. hubungan internasional dan konsensus yang berlaku di kalangan komunitas internasional.
Pemerintah Filipina mengakui kebijakan satu China dalam Komunike Bersama mengenai pembentukan hubungan diplomatik antara China dan Filipina, yang dilaksanakan pemerintah Filipina selama ini, kata juru bicara tersebut, dan mendesak Manila untuk sungguh-sungguh mematuhi prinsip satu China dan bertindak dengan hati-hati.
“China mempunyai kedaulatan tak terbantahkan atas Diaoyu Dao dan pulau-pulau afiliasinya, serta Nanhai Zhudao. Aktivitas China di Laut China Timur dan Laut China Selatan adalah sah, dapat dibenarkan, dan tidak tercela. China tidak akan pernah menerima tuduhan tidak berdasar dan fitnah keji negara-negara terkait mengenai masalah Laut China Timur dan Laut China Selatan, dan tidak akan pernah menerima keputusan ilegal Arbitrase Laut China Selatan atau tindakan sepihak apa pun berdasarkan hal tersebut,” kata juru bicara tersebut.
Dengan dorongan dan dukungan kekuatan dari luar kawasan seperti Amerika Serikat dan Jepang, Filipina terus-menerus melakukan tindakan provokatif di Laut China Selatan baru-baru ini, kata juru bicara tersebut, seraya menekankan bahwa China terpaksa mengambil tindakan yang diperlukan untuk secara tegas menjaga wilayah, kedaulatan dan hak serta kepentingan maritim.
“Kami mendesak Filipina untuk menghormati fakta, mematuhi pemahaman relevan yang telah dicapai dengan China, dan kembali ke jalur yang benar dalam mengelola perbedaan dengan baik melalui dialog dan konsultasi sesegera mungkin,” kata juru bicara tersebut. ***