IMBCNews, Jakarta | Perjuangan rakyat Palestina terus mendapat simpati. Sebagai bentuk solidaritas atas pengorbanan dan perjuangan rakyat Palestina dalam menjaga masjid suci Al-Aqsa, Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis (KIBBM) mengeluarkan pernyataan sikap terkait perkembangan terkini konflik Palestina-Israel.
Pernyataan sikap ini disampaikan KIBBM bersama Majelis Ormas Islam (MOI) dan Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al Aqsha (KPIPA). Dalam koalisi ini terdapat sejumlah aktivis dan tokoh Islam, seperti Ustadz Bachtiar Nasir, Ustadz Zaitun Rasmin, Ustadz Nashirul Haq Marling, dan lain-lain.
Ketua KIBBM, Ustadz Bachtiar Nasir mengatakan, KIBBM adalah sebuah aliansi antarlembaga-lembaga kemanusiaan yang memiliki perhatian khusus terhadap konflik yang terjadi di Palestina.
“Koalisi Indonesia ini menfokuskan memang pada persoalan-persoalan Palestina dan sebagian besar isinya NGO-NGO Islam. Dan kami sudah cukup lama berjalan bersama dan kali ini karena adanya konflik yang ada di Gaza kemarin dalam operasi Badai Aqsa (Taufan Al Aqsa),” ujar Ustadz Bachtiar kepada pers di Jakarta Timur, kemarin.
Dia menuturkan, gelombang perjuangan “Taufan Al-Aqsa” telah menimbulkan gejolak antara suasana suka dan duka atas keberhasilan pejuang perlawanan rakyat Palestina melancarkan operasi menembus masuk ke dalam kawasan pendudukan Israel.
“Operasi tersebut berhasil meruntuhkan pencitraan kekuatan militer Israel. Namun di sisi lain, menimbulkan reaksi tajam atas keberhasilan spektakuler tersebut,” ucap Ustadz Bachtiar.
Sebagaimana diketahui, Masjid Al-Aqsa dan kota Al-Quds adalah garis merah perjuangan Palestina, bahkan garis merah bagi pembelaan kaum muslimin seluruh dunia. Bumi suci ini adalah tempat Isra Mi’raj Rasulullah SAW dan kiblat pertama umat Islam.
Karena itu, sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina dalam menjaga masjid suci tersebut, KIBBM mengeluarkan sembilan pernyataan sikap sebagai berikut.
Pernyataan Sikap Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis
- Memberikan selamat atas keberhasilan perlawanan Palestina dalam operasi “Taufan Al Aqsa” dalam memberikan hukuman yang semestinya terhadap kejahatan Israel dan pelanggaran pemukim ilegal yang didukung oleh mereka di Masjid Al-Aqsha dan kota Al-Quds.
- Menyampaikan rasa duka mendalam dan penghormatan tertinggi atas pengorbanan nyawa, darah dan air mata yang tumpah dan dengan sabar dijalani oleh rakyat Palestina khususnya di Gaza
- Menegaskan bahwa rakyat Palestina memiliki hak untuk melawan penjajah demi meraih kemerdekaan mereka dengan al-Quds sebagai ibukotanya dan menjaga kehormatan masjid Al-Aqsha.
- Menekankan bahwa setiap negara yang menjunjung keadilan dan kemanusiaan, berkewajiban untuk menjaga serta memenuhi hak-hak asasi rakyat Palestina untuk hidup dan membela diri.
- Menyadarkan kewajiban ummat dan negara-negara Islam di seluruh dunia bahwa kewajiban menjaga masjid Al-Aqsha sebagai bumi peristiwa Isra Mi’raj dan kiblat shalat pertama, adalah kewajiban ummat seluruhnya sesuai kemampuan dan jangkauan masing-masing.
- Menyerukan kepada Amerika dan negara-negara pendukung Israel lainnya agar berhenti bersikap double standard (munafik) dengan bersuara lantang saat Israel mendapat serangan, namun diam membisu saat Israel mempertontonkan pelanggaran terhadap kesepakatan internasional dalam bentuk pembunuhan sipil, penangkapan tanpa pengadilan, penggusuran untuk pembangunan pemukiman ilegal, dan lain sebagainya.
- Mendorong pemerintah Indonesia, baik presiden, menteri luar negeri atau legislatif untuk memberikan suara lantang pembalaan dan proaktif memberikan advokasi bagi perjuangan kemerdekaan Palestina dengan ibukotanya Al-Quds kepada negara-negara ASEAN, OKI atau melalui forum-forum internasional lainnya.
- Mengajak dan mengimbau masyarakat Indonesia untuk senantiasa bersiaga dan tidak lalai dalam kewajiban solidaritasnya dengan terus mengikuti perkembangan, menyebarkan informasi yang benar, menangkal opini sesat yang mengkhianati spirit konstitusi untuk melawan penjajahan dengan cakupan media apapun.
- Menyerukan Rakyat Indonesia bersama Masyarakat Internasional untuk memberikan sikap tegas atas penjajahan Israel. (Kadar Santoso)