IMBCNews, Karawang | Anggota DPR-RI Komisi XI Hj Vera Ferbiyanthy M Si, dampingi Anggota DPRD Karawang Komisi II Mahfudin, adakan Temu Kader dan Sosialisasi tentang Pengendalian Inflasi Daerah bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Erwin Gunawan Hutapea, di Pendopo Insan Sempurna Pendidikan (ISP) Karawang, Pasirtalaga, Kecamatan Telagasari, Kamis (30/3/2023).
Vera Ferbiyanthy dalam paparannya mengatakan, bahwa Karawang merupakan daerah di Jawa Barat yang lahannya cukup subur dengan sawah yang luas, dan menjadi salah satu daerah andalan dalam upaya penyediaan beras terkait dengan Program Ketahanan Pangan Nasional.
“Selain beras, di bumi Karawang juga terdapat berbagai tambak ikan, peternakan hewan piaraan, perkebunan, bahkan kawasan Industri yang cukup besar. Hal ini menjadi salah satu wilayah yang dapat menjadi andalan untuk pengendalian inflasi di daerah Jawa Barat,” ungkap Vera.
Menurut Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat ini, Kabupaten Karawang tidak terkena dampak inflasi yang menyulitkan masyarakat daerah. Pasalnya, produksi padinya surplus.
“Seperti yang disampaikan Pak Hanafi selaku mantan Kadistan dan Ketahanan Pangan yang saat ini beliau Staf Ahli Bupati atau Asisten Daerah II Pemkab Karawang. Berati, di daerah ini surplus dan tidak kekurangan beras. Karawang juga telah dijuluki dengan Lumbung Padi atau Lumbung Pangan Nasional,” sebutnya.
Lebih lanjut Vera Febriyanthy mengharap, untuk penangulangan inflasi seharusnya Pemerintah Kabupaten Karawang berikan bibit cabai, bibit bawang, atau bibit ikan, dan bibit unggas atau ayam untuk meningkatkan peran UMKM dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Kalau saya tidak terlalu memerlukan adanya operasi pasar dengan menggelar pasar murah. Kalau saya datang ke daerah-daerah, bagikan saja yang kita bisa bagi seperti sembako; Tak usah dijual atau dijadikan pasar murah,” tegas dia.
Sebelum Vera Febrianthy, Asda II Ir H Hanafi Chaniago menjelaskan bahwa Kabupaten Karawang memiliki area persawahan sekitar 87.000 hektar.
“Dari lahan sawah tersebut, produksi gabah mencapai 2,3 juta ton. Ini setara dengan 800 ribu ton beras. Sementara, kebutuhan beras masyarakat Karawang sekitar 500 ribu ton. Jadi, setiap tahunnya suprplus sekitar 300 ribu ton,” ungkap Hanafi.
Lebih lanjut Hanafi mengatakan, bahwa inflasi dikarenakan harga yang membumbung tinggi terus menurus. Sehingga berakibat pada melemahnya daya beli masyarakat. Karena hukum pasar sudah jelas, sangat berkaitan dengan suplay and demand.
“Jika permintaan pasar banyak namun komoditi barangnya sedikit, yah ini berpotensi inflasi. Di mana menurut data BI bahwa di Indonesia tingkat inflasinya mencapai 4,94 persen. Ini tentunya beda sekali dengan Zimbawe yang inflasinya mencapai 264 persen,” katanya.
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Erwin Gunawan Hutapea bahwa pertumbuhan Ekonomi Dunia mencapai 2,4 persen. Tahun 2023 Pertumbuhan Ekonomi ditarget 4,5 sampai 5 persen.
“Inflikasi pada tahun 2023 ini pertumbuhan 4 plus 1. Jawa Barat, pertumbuhannya 5,5 persen. Dan realisasi di Jawa Barat investasi 1.570 triliun,” sebut Erwin Gunawan.
Ada pun sektor yang diutamakan, sebut Erwin, berupa investasi otomitif dan sektor lainnya. “Data survei mingguan di Jawa Barat pada bulan Maret menunjukkan inflasi akan turun,” jelas dan harap Erwin.
Ia mengemukakan, pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat sudah di atas Nasional, yaitu mencapai angka 5,5 persen. “Untuk pertumbuhan ekonomi secara Nasional berada pada angka 4,5 persen sampai 5 persen. “Dan untuk menekan laju inflasi itu harus menghidupkan sektor UMKM, dan sektor kebutuhan bahan pokok masyarakat,” jelas Erwin dalam paparannya.
Ada pun dalam Sosialisasi Pengendalian Inflasi Daerah yang berlangsung di Pendopo ISP Desa Pasirtalaga ini di hadiri Asisten Daerah Pembangunan Daerah (Asda II) H. Hanafi, para Kepala Desa dari Daerah Pemilihan IV yaitu Kecamatan Telagsari, Lemahabang Wadas, Tempuran, Cilamaya Wetan, dan Kecamatan Cilamaya Kulon, hadir juga sejumlah tokoh masyarakat, tokoh tani, Kader Partai Demokrat dan lainnya. (eds/hmd-Asy)