IMBCNEWS Jakata, Minggu lalu, tepatnya 12 Januari 2023 Presiden Tsai Ing-wen menerima kunjungan delegasi Komisi Keamanan Nasional dan Pertahanan Parlemen Lithuania di Istana Kepresidenan. Kunjungan Komisi Keamanan Lithuania itu dinilai banyak pihak sangat berarti untuk rakyat Taiwan yang ingin berjuang menegakkan dan mengembangkan demokrasi di Taiwan.
Oleh karenanya, Presiden Tsai mengucapkan terima kasih kepada Lithuania atas dukungan terhadap Taiwan yang disampaikan dalam berbagai forum internasional. “Presiden Tsai menegaskan, Taiwan akan terus berkontribusi bagi perdamaian, kemakmuran, dan stabilitas regional, mempererat hubungan kemitraan dengan Lithuania, serta memperkuat ketahanan demokrasi global,” kata Tsai, seperti yang direlese Teto di Jakarta, Senin.
Dalam beberapa tahun terakhir, Taiwan dan Lithuania telah saling membuka kantor perwakilan, dan dengan langkah konkret memperlihatkan keteguhan tekad untuk bekerja sama sebagai mitra demokrasi.
Kedua belah pihak juga terus mendorong pelaksanaan pertukaran bilateral di berbagai bidang. Dalam kunjungan ke Lithuania, Menteri Dewan Pembangunan Nasional, Kung Ming-hsin, membawa rombongan yang terdiri dari pakar industri semikonduktor.
Kunjungan tersebut kemudian dibalas dengan kunjungan Wakil Menteri Pertanian; Wakil Menteri Transportasi dan Komunikasi; dan Wakil Menteri Ekonomi dan Inovasi Lithuania ke Taiwan. Kegiatan kunjungan tersebut telah membantu kedua belah pihak untuk menggali lebih dalam berbagai kesempatan kerja sama lintas sektor.
Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Pertahanan Parlemen Lithuania, Laurynas Kasčiūnas, menyampaikan delegasi yang berkunjung kali ini terdiri dari partai koalisi dan oposisi. Hal ini mencerminkan konsensus dalam Parlemen Lithuania mengenai hubungan bilateral dengan Taiwan.
Laurynas Kasčiūnas menyampaikan, ia sering menerima pertanyaan mengenai upaya yang sedang ia lakukan dalam mendorong hubungan bilateral dengan Taiwan. Ia menjelaskan Lithuania dan Taiwan memiliki kesamaan “DNA Anti-Komunis”, Lithuania telah mengalami tekanan dan sanksi, dan pada akhirnya berhasil menghadapi tantangan tersebut.
Lithuania ingin menjadi contoh bagi negara-negara lain untuk memperlihatkan bahwa dengan bekerja sama kita dapat membuat keputusan sendiri secara bebas.
Lithuania membutuhkan dukungan Taiwan, dan ingin memperdalam kerja sama di bidang perekonomian, investasi dan teknologi. Selain itu Lithuania juga dapat membantu Taiwan untuk memperluas pasar.
Salah satu anggota delegasi, Dovilė Šakalienė, menyampaikan kunjungan mereka kali ini bertepatan dengan peringatan 13 Januari 1991 ketika Uni Soviet mencoba merebut kembali Lithuania. Masyarakat Lithuania dengan gagah berani mempertahankan parlemen dan institusi penting lainnya dengan mengorbankan nyawa menghadapi kendaraan lapis baja Uni Soviet.
Dovilė Šakalienė menjelaskan Lithuania sangat paham dengan situasi Ukraina yang saat ini sedang menghadapi genosida, kejahatan perang, dan invasi yang dilakukan Rusia. Ia juga memahami situasi Taiwan yang sedang menghadapi ancaman dan tekanan dari Republik Rakyat Tiongkok (PRC) dari hari ke hari. Taiwan berupaya untuk membela hak masyarakatnya untuk membuat keputusan sendiri, melindungi warga negara, membangun hubungan dengan dunia, dan membuktikan bahwa kontribusi yang telah diberikan oleh Taiwan bagi dunia berhak untuk memperoleh pengakuan.
Mengenai Tiongkok dan Rusia, Dovilė Šakalienė menjelaskan yang satu adalah komunis dan yang satu lagi adalah ex-komunis. Dovilė Šakalienė sendiri datang dari latar belakang keluarga yang menderita di bawah rezim komunis di Rusia, dan sangat jelas dengan apa yang dapat terjadi apabila dunia tidak belajar dari hal-hal yang telah terjadi.
Jika sepak terjang Tiongkok terus dibiarkan, maka masalah yang terjadi bukan hanya masalah regional tetapi masalah global. Satu hal yang telah dipelajari oleh dunia, yaitu betapa semua orang telah terkecoh oleh Rusia, dan sekarang kita membayar harganya, tidak hanya di Ukraina, tetapi juga di Eropa dan seluruh dunia. Dovilė Šakalienė berharap kita semua dapat belajar mengenai betapa pentingnya mencegah invasi Tiongkok terhadap Taiwan, dan dengan memperluas kerja sama, kita dapat berkontribusi dalam proses tersebut.
Pada 6 Januari 2023 Kementerian Luar Negeri (MOFA) menyelenggarakan upacara penutupan New Southbound Policy Elite Study Program di Taipei. Program itu bgian komitmen pemerintah meningkatkan saling pemahaman dan hubungan antar masyarakat dengan negara-negara mitra Kebijakan Baru Arah Selatan (New Southbound Policy, NSP).
Pada tanggal 10 Januari 2023, Ketua parlemen Tuvalu, Samuelu Penitala Teo, bertemu dengan Kepala Yuan Legislatif You Si-kun, dan menandatangani “Pernyataan Kerja Sama antara Yuan Legislatif ROC (Taiwan) dan Parlemen Tuvalu”. Wakil Menteri Luar Negeri Tien Chung-kwang turut hadir dalam kegiatan tersebut, untuk menyaksikan semakin eratnya jalinan persahabatan kedua negara melalui kerja sama di tingkat parlementer.
IMBCnews/Taiwan today/Teteo/sumber diolah/**